Latar Belakang Film Turning Red
Pada tahun 2022, Pixar Animation Studios dan Walt Disney Pictures kembali menghadirkan karya terbaru berjudul Turning Red. Film ini di sutradarai oleh Domee Shi, sosok yang sebelumnya sukses menggarap film pendek berjudul Bao (2018) dan berhasil meraih Oscar untuk kategori Best Animated Short Film.
Turning Red memiliki arti khusus bagi Pixar karena menjadi film kedua dalam sejarah Pixar yang di sutradarai oleh seorang perempuan. Domee Shi membawa perspektif baru, khususnya dalam mengangkat kisah remaja perempuan yang mengalami pubertas, pencarian jati diri, serta hubungan yang kompleks dengan keluarga.
Visual yang Berbeda dari Film Pixar Lain
Salah satu hal yang membuat Turning Red menonjol adalah gaya visualnya. Domee Shi sengaja menghadirkan nuansa visual yang di pengaruhi oleh estetika anime. Berbeda dengan animasi Pixar sebelumnya yang cenderung realis, Turning Red justru menonjolkan ekspresi berlebihan, warna mencolok, dan tekstur penuh detail.
Menurut Shi, gaya ini di pilih karena sangat cocok untuk menggambarkan naik turunnya emosi remaja. Masa pubertas sering kali penuh kejutan, suasana hati yang berubah drastis, serta perasaan yang meledak-ledak. Dengan pendekatan visual ala anime, film ini berhasil menyalurkan energi emosional yang terasa dekat dengan penonton remaja.
Sinopsis Singkat Turning Red
Film ini berkisah tentang Meilin “Mei” Lee, seorang remaja perempuan berusia 13 tahun yang tinggal di Toronto, Kanada. Mei adalah anak yang rajin, selalu berusaha menyenangkan ibunya, Ming. Namun, kehidupannya berubah drastis ketika ia mengetahui bahwa diri nya memiliki kutukan keluarga: saat emosinya memuncak, ia akan berubah menjadi panda merah raksasa.
Fenomena ini tentu mengejutkan Mei. Di satu sisi, ia ingin menjadi anak yang patuh kepada ibunya. Namun, di sisi lain, ia ingin bebas menjalani hidup sebagai remaja biasa, bersenang-senang bersama teman-temannya, dan mengagumi boyband favoritnya, 4*Town.
Inspirasi di Balik Kisah Turning Red
Domee Shi mengungkapkan bahwa inspirasi utama film ini datang dari pengalamannya sendiri sebagai anak keturunan China-Kanada. Ia tumbuh sebagai anak kesayangan keluarga, penuh harapan dari orang tua, tetapi kemudian harus menghadapi perubahan besar saat menginjak pubertas.
Masa remaja selalu diwarnai konflik batin: antara memenuhi ekspektasi orang tua atau mengejar keinginan pribadi. Turning Red menjadi media untuk menggambarkan perasaan itu dengan cara yang menyentuh sekaligus menghibur.
Fakta Unik yang Membuat Turning Red Menarik
1. Karakter Tae Young Terinspirasi dari Jimin BTS
Salah satu anggota boyband fiksi 4Town*, yaitu Tae Young, ternyata terinspirasi dari Jimin, personel boyband Korea Selatan BTS. Hal ini membuat Turning Red semakin dekat dengan budaya pop masa kini, khususnya bagi penggemar K-Pop.
2. Karakter Abby yang Viral di Media Sosial
Salah satu sahabat Mei, yaitu Abby, menjadi sorotan netizen Indonesia karena wajahnya dianggap mirip dengan sosok Tante Lala, figur publik yang viral di Twitter. Perbandingan ini menunjukkan bahwa film animasi bisa menjadi bahan perbincangan ketika karakter terasa relate dengan budaya populer.
3. Pecahkan Rekor Disney+
Dalam waktu hanya tiga hari sejak penayangan perdana, Turning Red berhasil memecahkan rekor sebagai film dengan jumlah penonton global terbanyak di Disney+. Popularitas ini menunjukkan bahwa kisah remaja dengan konflik emosional memang memiliki daya tarik universal.
4. Film dengan Pesan Emosi yang Jelas
Tidak seperti animasi lain yang menekankan petualangan besar atau fantasi luar biasa, Turning Red berfokus pada penerimaan diri dan emosi. Film ini mengajarkan bahwa tidak ada salahnya memiliki emosi kuat, asalkan kita bisa berdamai dengannya.
Karakter Utama dalam Turning Red
Meilin “Mei” Lee
Mei adalah protagonis yang ceria, penuh energi, sekaligus perfeksionis. Ia selalu ingin membuat ibunya bangga, tetapi diam-diam mendambakan kebebasan sebagai remaja. Transformasinya menjadi panda merah adalah metafora pubertas, perubahan tubuh, dan emosi yang sulit dikendalikan.
Ming Lee
Ming adalah ibu Mei yang protektif dan perfeksionis. Ia ingin Mei tetap menjadi anak sempurna tanpa cela. Namun, sikapnya justru menimbulkan konflik batin bagi Mei. Ming adalah simbol generasi orang tua yang penuh harapan, tetapi sering tidak menyadari beban yang ditanggung anak.
Teman-Teman Mei
Abby, Miriam, dan Priya adalah sahabat setia Mei. Mereka selalu mendukung Mei, bahkan saat ia berubah menjadi panda merah. Persahabatan ini menunjukkan bahwa dukungan dari lingkungan sekitar sangat penting dalam menghadapi masa remaja.
Baca Juga : 4 Karakter Utama Film Brave dan Makna Keberanian Sejati
Boyband 4*Town
Sebagai idola Mei dan teman-temannya, boyband 4*Town mewakili fenomena pop culture yang kerap memengaruhi remaja. Kehadiran mereka menambah sentuhan humor sekaligus relevansi dengan kehidupan nyata.
Hal yang Membuat Turning Red Berbeda dari Animasi Pixar Lain
- Perspektif Perempuan Asia – Jarang ada film animasi besar yang mengangkat kisah remaja perempuan keturunan Asia di Kanada.
- Metafora Pubertas – Transformasi Mei menjadi panda merah adalah simbol jelas tentang perubahan hormon, identitas, dan hubungan keluarga.
- Nuansa Anime yang Kuat – Ekspresi wajah, warna mencolok, hingga gaya visual film ini terasa seperti menonton serial anime Jepang.
- Isu Relatable untuk Remaja – Film ini berbicara tentang persahabatan, idola musik, hingga konflik dengan orang tua, semua hal yang sangat dekat dengan kehidupan penonton muda.
Pesan Moral dalam Film Turning Red
Film ini menyimpan banyak pelajaran penting yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
- Penerimaan Diri: Tidak ada yang salah dengan emosi kuat. Justru dengan menerimanya, kita bisa tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
- Komunikasi Keluarga: Konflik antara Mei dan Ming menunjukkan pentingnya dialog terbuka antara orang tua dan anak.
- Nilai Persahabatan: Dukungan teman membuat Mei berani menghadapi tantangan dan menemukan dirinya.
- Menghargai Emosi: Film ini menegaskan bahwa emosi bukan musuh, melainkan bagian penting dari proses pendewasaan.
Kenapa Turning Red Layak Ditonton?
- Cerita Relatable – Hampir semua orang pernah mengalami masa pubertas yang penuh konflik, sehingga film ini terasa dekat.
- Visual Menarik – Gaya anime yang penuh warna menjadikan film ini berbeda dari animasi Pixar biasanya.
- Pesan Emosional – Turning Red berbicara tentang isu nyata dengan cara ringan, namun tetap menyentuh.
- Kaya Budaya – Film ini menyoroti kehidupan diaspora Asia di Kanada, yang menambah perspektif baru bagi dunia animasi.
Cerita Yang Unik Dan Emosional
Turning Red adalah salah satu karya Pixar yang berhasil keluar dari pola lama dengan menghadirkan kisah remaja penuh emosi dan konflik keluarga. Dengan tokoh utama Mei Lee yang penuh warna, ibu protektif bernama Ming, serta kehadiran teman-teman dan boyband 4*Town, film ini menyajikan cerita yang unik, emosional, sekaligus relevan.
Selain menghibur, Turning Red juga mengajak penonton untuk menerima perubahan, menghargai emosi, dan memahami pentingnya hubungan keluarga. Tidak heran jika film ini mencetak rekor penayangan di Disney+ dan menjadi salah satu animasi yang wajib ditonton.